Pernah lihat filmnya Taiyo No Uta ?
Di Film itu ada gadis namanya Kaoru Amane punya penyakit yang sangat peka terhadap sinar matahari,
sehingga seluruh jendela rumah tertutup rapat oleh gordyn tebal sepanjang waktu.
Penyakit itu bukan rekayasa. Kita menyebut penyakit yang sensitif
terhadap sinar matahari itu dengan nama Xeroderma pigmentosum (XP)
Apa itu XP ?
Xeroderma pigmentosum (XP)
pertama kali ditemukan pada 1874 oleh Hebra and Kaposi. Xeroderma
pigmentosum merupakan kelainan resesif pada autosom,karna bermutasinya
beberapa gen yang terlibat dalam perbaikan – pemotongan dimer timin,
dimer timin-sitosin, ataupun dimer sitosin pada DNA.
Penderita penyakit langka ini akan mengalami photosensitivity (sensitif
terhadap cahaya), kelainan pigmen, dan dapat dengan mudah terkena kanker
kulit. sehingga pasien XP ini umumnya meninggal pada usia muda akibat
kanker kulit.Penyakit ini umumnya terlihat pada anak usia 1-2 tahun.
Namun meskipun tergolong penyakit langka (Frequensi di US dan Eropa
adalah sekitar 1 kasus per 250.000 populasi; frekuensi di Jepang adalah
sekitar 1 kasus per 40.000 populasi), XP ditemukan hampir pada seluruh
ras manusia di bumi.
Sinar UV dari matahari dapat menyebabkan mutasi pada sel tubuh,
menyebabkan timbulnya kerusakan pada DNA berupa dimer timin, dimer
timin-sitosin, ataupun dimer sitosin. Kerusakan atau mutasi pada DNA
akibat sinar UV ini dapat diperbaiki dengan menggunakan proses
fotoreaktivasi & dengan dibantu oleh enzim fotoliase
(photoreactivating enzyme). Enzim ini diproduksi oleh gen phr dan
berfungsi dalam memotong dimer. Gen phr ini ditemukan cukup banyak pada
sel organisme eukariot, kecuali pada penderita XP sehingga pada
penderita XP aktivitas enzim fotoliase ini cukup rendah.
Di Indonesia, kasus penyakit ini masih jarang dijumpai. Ada beberapa laporan tapi jumlahnya tidak banyak.
Di Amerika Serikat, angka kejadian penyakit ini hanya sepersejuta dari
populasi. Dengan kata lain, dari satu juta orang, hanya ada satu
penderita XP. Persentasenya kecil sekali. Jika angka kejadian di negara
kita dianggap sama, maka di seluruh penjuru Indonesia, hanya ada sekitar
200-an penderita kelainan kulit ini.
Penyakit ini berupa kelainan pada DNA sel kulit. Pada orang normal, DNA
ini bertugas memperbaiki sel-sel yang rusak. Tapi pada penderita XP, DNA
ini abnormal sehingga tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya.
Ia tidak bisa melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Akibatnya, kulit
menjadi sangat sensitif terhadap sinar Matahari yang memang kaya UV.Jika
terkena sinar Matahari, sel-sel kulit akan rusak.
Gejala
- luka terbakar
- banyak bintik-bintik di kulit
Freckles (bercak-bercak hitam) akan muncul di bagian-bagian kulit yang
terbuka. Pola penyebaran bercak ini khas, hanya muncul di bagian kulit
yang tidak tertutup oleh pakaian. Misalnya, wajah, leher, lengan, atau
tungkai. Di bagian yang terlindung dari sinar Matahari (misalnya di dada
dan perut), kulit tidak mengalami masalah apa-apa.
Bercak-bercak hitam ini memang tidak terasa gatal atau sakit. Tapi jika
kulit terus-menerus dibiarkan terpapar sinar matahari, masalahnya bisa
menjadi serius. Penyakit bisa berkembang menjadi kanker kulit.
- kulit tipis
- mata sensitif pada sinar matahari
Akibat Pernikahan Sekerabat
orang jepang memiliki resiko 6x lebih besar terkena XP (xenoderma pigmentosum)
Karena gangguan XP terjadi pada cetak biru sel, penyakit ini bersifat
genetik. Tidak menular, melainkan menurun dari orangtua kepada anak.
Namun, ini tidak berarti penderita XP pasti orangtuanya juga menderita
XP. Tidak.
Dua orangtua sehat bisa saja mempunyai anak yang menderita XP jika
keduanya membawa gen penyakit ini. Gen XP bersifat resesif, tidak
dominan, sehingga orang yang membawa gen ini tidak selalu sakit. Bisa
saja kulitnya sehat walafiat.
Tapi jika ia menikah dengan orang yang juga sama-sama membawa gen XP,
anaknya punya kemungkinan menderita penyakit ini. Itulah sebabnya, angka
kejadian penyakit ini umumnya lebih tinggi di masyarakat-masyarakat di
mana pernikahan sesama kerabat dekat lazim terjadi. Ini misalnya terjadi
Jepang dan negara-negara Timur Tengah.
Jika dua orang masih kerabat dekat, misalnya masih sepupu satu sama
lain, keduanya mungkin membawa gen yang sama. Jika keduanya sama-sama
membawa gen resesif XP, lalu menikah, maka masing-masing orangtua akan
menyumbang satu gen XP kepada anaknya. Itu sebabnya, anak bisa menderita
XP meskipun kedua orangtuanya sehat-sehat saja.
Menyebar ke Mana-mana
Karena XP merupakan penyakit bawaan, penderita sudah mengidap penyakit
ini sejak lahir. Namun, pada tahun pertama, bayi dengan kelainan XP bisa
saja belum menunjukkan gejala sakit. Biasanya penyakit ini mulai
terdeteksi pada saat bayi berusia 1 – 2 tahun. Pada usia ini, kulit bayi
mulai menunjukkan bercak-bercak hitam jika terkena sinar Matahari.
Jika deteksinya telat, gangguan XP bisa berkembang lebih parah. Penyakit
ini bisa menyebar ke mana-mana. Salah satu komplikasi yang paling
sering adalah kanker kulit. Kanker kulit pada penderita XP biasanya
lebih parah daripada penderita non-XP.
Seperti kita tahu, kanker kulit jenisnya bermacam-macam. Ada kanker
kulit basal, skuamosa, dan melanoma. Pada penderita non-XP, jenis kanker
yang menyerang biasanya hanya satu macam. Tapi pada penderita XP,
ketiga jenis kanker kulit itu bisa mengeroyok secara beramai-ramai.
Kanker kulitnya multipel. Pada usia balita saja, risiko kanker kulit
seorang penderita XP sama dengan risiko seorang petani atau pelaut yang
sudah puluhan tahun terpanggang Matahari setiap hari.
Selain menyerang kulit luar, kanker pada pasien XP juga bisa menyerang
rongga mulut meskipun rongga mulut tidak terkena sinar Matahari. Bahkan,
bisa juga menyerang otak dan paru-paru.
Selain menyebabkan kanker, kelainan XP juga bisa menyebar ke mata dan
saraf. Pada mata, gangguan XP bisa menyebabkan pasien menderita
fotofobia. Matanya tidak kuat terkena cahaya karena memang sangat
sensitif. Bukan hanya itu, gangguan XP juga menyebabkan radang di mata.
Pada otak, kelainan XP juga bisa menyebabkan penderita mengalami
keterlambatan mental.
Pendek kata, meskipun urusannya kelihatan sepele, penyakit XP bisa
menimbulkan masalah lain yang lebih gawat. Meski hanya masalah kulit, XP
bisa menjalar ke mana-mana, ke berbagai organ lain.
Pakai Baju Khusus “Baju Astronaut”
Meskipun bisa ganas dan
menjalar ke mana-mana, penyakit XP-nya sendiri (bukan kankernya) tidak
terlalu sulit dikendalikan. Pantangannya hanya sinar Matahari. Ini yang
100% harus dihindari.
Pada orang sehat, sinar Matahari yang sebaiknya dihindari hanya pada
pukul 10.00 – 15.00. Sebelum pukul sembilan, sinar Matahari malah bisa
bermanfaat membantu pembentukan vitamin D di dalam tubuh.
Tapi pada penderita XP, sinar Matahari pukul berapa pun harus dihindari. Tak bisa ditawar sama sekali kalau pasien ingin sehat.
Bahkan sinar Matahari paling pagi pun harus dihindari. Paparan UV dalam
dosis sangat kecil saja sudah bisa membuat kulitnya bereaksi.
Pengobatan
Belum ditemukan obat untuk xeroderma pigmentosum.
Tujuan utama dari
pengobatan adalah untuk melindungi pasien dari paparan UV dan dengan
demikian mencegah dampak buruk itu dapat memiliki pada kulit.