Film 1 Litre of Tears diperankan oleh Erika Sawajiri dan Nishikido
Ryo. Film drama dari Jepang ini dibuat berdasarkan kisah nyata seorang
wanita bernama Kito Aya. Saat berusia 15 tahun, dokter memvonis Aya
menderita suatu penyakit yg tidak dapat disembuhkan, Spinocerebellar
Ataxia. Penyakit ini menyerang otak kecil sehingga kelak penderitanya
akan mengalami gangguan keseimbangan tubuh yang secara perlahan
menyebabkan kelumpuhan, kesulitan berbicara, dan kesulitan menelan.
|
Erika Sawajiri as Aya Ikeuchi |
|
Nishikido
Ryo as Haruto Asou |
Script cerita 1 Litre of Tears ini diadopsi langsung dari Buku Harian
yg Aya Kito tulis sampai dirinya tidak mampu lagi untuk memegang pulpen.
Di Jepang sendiri, buku ini laris terjual sampai dengan 1.1 juta copy.
|
Kito Aya - kisah nyata yg d angkat dari kehidupannya |
1 Litre of Tears Episode 1
Spinocerebellar Degeneration Disease
adalah sebuah istilah yang menyisakan kenangan pahit dalam diri Shioka
Ikeuchi (Ibu Aya Ikeuchi). Tanpa terasa saat membuka sebuah buku harian, air matanya
menetes membasahi salah satu halaman buku tersebut. Ingatan wanita itu
melayang ke masa lalu, dimana saat itu hidupnya di keluarga Ikeuchi
sedang berada di puncak kebahagiaan. Bagaimana tidak, selain akrab satu
sama lain, putri sulungnya Aya Ikeuchi juga tinggal selangkah lagi masuk
ke sebuah SMU favorit. Saking terburu-burunya berlari saat hendak
menjalani tes masuk, Aya terjatuh dan menyenggol sejumlah sepeda yang
diparkir. Salah satunya adalah milik Haruto Asou, yang semula berniat
kabur dari ujian seleksi masuk. Dasar berhati baik, pemuda itu malah
mengantarkan Aya ke sekolah tepat pada saat hujan deras turun.
Untungnya, pihak sekolah masih berbaik hati memperbolehkan Aya dan Asou
mengikuti ujian susulan. Saat pulang dan hendak berterima kasih, Aya
keheranan melihat sikap dingin Asou. Namun tidak demikian dengan
keluarganya, yang terkaget-kaget mendengar sang putri berboncengan
sepeda dengan seorang pemuda.
Bisa
dibayangkan bagaimana gembiranya Aya saat tahu dirinya diterima masuk
ke SMU yang diincarnya, dimana mantan kakak kelasnya semasa SMP yang
masih disukainya Yuji Kawamoto juga bersekolah disana. Melihat gadis itu
tersipu-sipu saat diberi ucapan selamat oleh Kawamoto, sahabat baiknya
tidak henti-hentinya mengolok. Di
rumah, kebahagiaan berlanjut saat acara makan malam, satu-persatu
anggota keluarga Ikeuchi menghadiahi Aya sebuah barang. Saat menuang
arak untuk sang ayah, terjadi kecelakaan kecil yang tanpa seorangpun
tahu bakal menjadi pertanda tidak menyenangkan bagi keluarga Ikeuchi.
Dasar
nasib, Aya kembali sekelas dengan Asou, bahkan mereka berdua ditunjuk
sebagai perwakilan kelas. Sementara itu, Shioka yang kuatir melihat
putrinya yang kerap terjatuh dan melakukan kecerobohan meminta Aya untuk
memeriksakan diri ke rumah sakit.
Keberuntungan
seolah selalu menyertai Aya, ia tampil menonjol di kelas dan olah raga
sehingga besar kemungkinan terpilih di tim basket sekolah. Namun,
kejadian di suatu pagi mengubah segalanya. Saat berlari keluar rumah,
gadis itu terjembab dengan keras sehingga dagunya berdarah. Bisa
ditebak, Aya menangis sambil menahan sakit sehingga keluarganya panik
dan membawanya ke rumah sakit. Waswas
melihat sejumlah kejadian tidak biasa yang dialami putrinya, Shioka
memberanikan diri untuk menemui dokter ahli syaraf Hiroshi Mizuno.
Setelah melakukan sejumlah tes awal, akhirnya pria itu meminta Aya untuk
melakukan pemeriksaan secara menyeluruh yang hasilnya bakal diketahui
dalam beberapa hari.
Terus
merenung sejak obrolannya dengan dokter tentang kondisi Aya, Shioka
akhirnya mendapat telepon dari pihak rumah sakit yang memintanya datang
bersama suami untuk mendengar penjelasan tentang kondisi putrinya.
Datang sendirian, wajah wanita itu langsung berubah saat mendengar
ucapan dokter Mizuno. Menurut
dokter muda tersebut, Aya terkena sebuah penyakit langka yang bakal
membuat salah satu otaknya menyusut hingga tidak bisa bergerak maupun
melakukan aktivitas seperti manusia normal dan bisa berujung pada
kematian. Di saat yang sama, gadis itu sedang berusaha membujuk
teman-teman sekelasnya dengan menceritakan kisah sang ayah yang
dikaguminya.
1 Litre of Tears Episode 2
Paham
betul bagaimana perasaan seorang ibu bila anaknya divonis yang
tidak-tidak, dokter Mizuno langsung mengiyakan saat Shioka meminta ijin
supaya Aya diperiksa oleh dokter lain. Meski begitu ia mengingatkan
wanita itu kalau besar kemungkinan hasil diagnosa tersebut bakal sama.Di
sekolah sendiri Aya sedang merasakan masa-masa indah sekolah, selain
berhasil membujuk salah satu rekan sekelasnya untuk mau berpartisipasi
di acara sekolah, ia juga terpilih sebagai salah satu anggota tim basket
sekolah. Begitu sampai di rumah, ia langsung memamerkan seragam timnya
tanpa sadar kalau Shioka sempat tertegun sebelum berhasil menyembunyikan
kesedihannya. Bermaksud menyembunyikan penyakit sang putri sebelum tahu
dengan pasti, Shioka memberikan Aya sebuah surat pengantar dari dokter
dan meminta gadis itu untuk kembali ke rumah sakit. Disana, Aya bertemu
dengan seorang gadis cilik Yuka dan langsung mengiyakan saat diminta
bermain lempar-lemparan bola.
Dalam
sebuah kejadian, tangan Aya gagal menangkap bola hingga membentur
kepalanya. Begitu melihat luka di dagu, gadis kecil yang ditemaninya
berujar kalau hal serupa juga terjadi pada ayahnya yang dirawat disana.
Tanpa punya firasat apa-apa, Aya beranjak pulang setelah sebelumnya
membungkuk hormat terhadap dokter Mizuno yang kebetulan lewat.
Demi
mencari obat paling mujarab bagi putri kesayangannya, Shioka keteteran
mengurusi pekerjaannya akibat konsentrasi yang terbagi. Lewat
penyelidikan di internet, ia akhirnya menemukan dokter yang ahli dalam
hal penyakit syaraf yang ternyata adalah guru dari dokter Mizuno. Bisa
ditebak, jawaban yang diberikan juga sama : penyakit Aya tidak ada
obatnya. Sempat
lama merenung, Shioka akhirnya memberitahu semuanya pada sang suami
Mizuo, yang sempat histeris. Keesokan harinya pria itu melakukan hal
yang tidak terduga : ia meminta semua keluarga Ikeuchi untuk mendukung
Aya dalam sebuah pertandingan persahabatan.
Keduanya
sempat panik saat Aya mendadak terjatuh, dan gadis itu sebenarnya juga
sempat merasa ada yang tidak beres ketika bola yang dioper rekan
setimnya melesat di sisi kiri kepalanya tanpa bisa ditangkap. Usai
pertandingan, Aya menyempatkan diri mampir di taman untuk menjenguk
anjing kecil, dan kembali bertemu Asou. Saat
tahu Aya diantar pulang oleh seorang pemuda, wajah Mizuo langsung
berubah garang sampai sang putri memberitahu kalau pemuda itulah yang
sempat menolongnya saat tes masuk SMU. Dengan gayanya yang khas, Mizuo
meminta Asou untuk makan malam bersama. Bahkan, ia dan sang istri
langsung mengiyakan saat Aya meminta ijin untuk merawat anjing kecil
yang dibawanya.
Tangis
keduanya tidak dapat ditahan lagi saat menemui dokter Mizuno, dengan
terbata-bata baik Shioka maupun Mizuo tidak percaya kalau Aya bisa
menderita penyakit yang bisa membuatnya tidak dapat lagi bergerak
mengingat usianya yang baru 15 tahun.
Ketika
Aya dipertemukan kembali dengan dokter Mizuno, ia hanya diminta untuk
menuliskan kehidupannya sehari-hari di sebuah buku harian. Rupanya,
semua itu adalah atas permintaan Shioka yang tidak ingin sang putri
mengetahui apa yang dideritanya sejak dini. Saat
berada di luar ruangan, Aya kembali bertemu dengan gadis kecil yang
pernah ditemaninya. Ia langsung menawarkan bantuan untuk membawakan
kantong plastik ke ayah sang gadis cilik, dan tertegun saat melihat
kondisi pria itu yang mengenaskan. Aya tidak tahu, pria tersebut
menderita penyakit yang sama dengannya.
1 Litre of Tears Episode 3
Ketika
sedang berlatih basket, sejumlah kecelakaan kecil yang dialaminya terus
terbayang oleh Aya. Sayang, Shioka memutuskan untuk tidak memberitahu
sang putri apa yang terjadi sebenarnya meski telah dianjurkan oleh
dokter Mizuno. Setelah
pandangannya sempat kabur, Aya akhirnya kembali merasakan ada sesuatu
yang tidak beres : tubuhnya tidak bisa digerakkan saat segerombolan anak
kecil berlari menuju ke arahnya sehingga ia terjatuh. Di rumah,
pengalaman itu dituliskannya di buku harian pemberian dokter Mizuno.
Di
rumah keluarga Ikeuchi, Ako semakin jengkel melihat kedua orang tuanya
terus menuruti keinginan Aya dan berkesan seolah sang kakak menjadi
prioritas utama. Tidak ingin membuat adiknya gelisah, Aya beralasan
kalau dirinya ada kesibukan lain. Langkah
gadis itu ternyata mengarah ke rumah sakit, dimana ia sempat
bertabrakan dan mengobrol dengan ayah Asou yang ternyata dokter disana.
Menjenguk Yuka, Aya langsung teringat akan sejumlah kejadian yang
dialaminya saat diceritakan soal penyakit yang diderita ayah gadis kecil
itu, dan memutuskan untuk menemui dokter Mizuno. Berhasil
menemui pria itu di sebuah restoran kecil, Aya akhirnya ragu untuk
menuturkan kecurigaan akan kondisi dirinya dan memutuskan untuk pulang.
Namun, pikiran itu terus terbawa saat dirinya menjadi dirigen dan
berlatih bersama seisi kelas. Sebuah kejadian bersama Asou membuat air
mata Aya tak urung menetes.
Suasana
di keluarga Ikeuchi semakin tegang, Shioka bahkan kerap melupakan
pekerjaannya dan terus memeriksa buku harian yang ditulis Aya. Adiknya
Ako merasa dipinggirkan dan sempat mengatakan rela menderita penyakit
supaya bisa mendapat perhatian dari kedua orang tuanya. Keruan saja,
ucapan itu membuat Shioka marah dan menampar putrinya. Aya
yang belum pulang akhirnya memutuskan untuk melakukan penyelidikan
lewat internet, dan terhenyak saat tahu sindrom penyakit mematikan yang
diderita ayah Hana sama persis dengan yang dirasakannya. Ketika sampai
dirumah, gadis itu berusaha menyembunyikan kesedihan didepan kedua orang
tuanya dan berusaha ceria.
Setelah
kembali ke sekolah, Aya kembali bertingkah seperti biasa. Asou yang
keheranan setelah sempat melihat gadis itu menangis malamnya semakin
bingung ketika gadis itu menyebut bahwa bisa jadi itu adalah untuk
terakhir kalinya ia berada diatas pentas dan meminta Asou untuk menyanyi
sepenuh hati.
Kejutan
juga didapat oleh keluarga Ikeuchi, yang mendadak kedatangan dokter
Mizuno. Lagi-lagi Shioka menolak ketika diminta untuk membeberkan
semuanya pada Aya, dan menyebut sang dokter tidak tahu rasanya punya
anak. Siapa sangka, dokter Mizuno ternyata juga punya pengalaman tidak
terlupakan terhadap seorang bocah yang menderita penyakit sama seperti
Aya. Ucapan
tersebut ternyata sukses mengetuk hati Shioka, yang kemudian menyusul
suaminya Mizuo menyaksikan konser sekolah dimana Aya tampil. Setelah
itu, mereka bertiga kembali ke rumah sakit menghadap dokter Mizuno.
Bisa
dibayangkan, bagaimana reaksi Shioka dan Mizuo ketika Aya menuturkan
dirinya telah tahu tentang penyakit yang diderita. Dengan berlinang air
mata, cuma satu pertanyaan yang diajukan gadis itu kepada dokter Mizuno :
mengapa dirinya yang terpilih sebagai penderita?
1 Litre of Tears Episode 4
Ketika
makan malam tiba, Shioka masuk ke kamar Aya dan saling
bertangis-tangisan saat sang putri mengatakan dirinya bakal kuat karena
sang ibu telah memberinya harapan. Ia sempat mempertanyakan keputusannya
memberitahu semua pada Aya, namun sang suami Mizuo mampu menghibur.
Keesokan
harinya sikap Aya kembali berubah sehingga mengundang tanda tanya kedua
orang tuanya, namun seperti biasa gadis itu mampu menutupi semuanya
dengan sikap ceria sambil membatin kalau hidupnya bakal berubah sebentar
lagi. Diam-diam, Asou terus memperhatikannya sambil mengingat
percakapan terakhir keduanya di kelas Biologi. Mulai
mengalami kesulitan dalam melakukan pergerakan di tim basket, hati Aya
berbunga-bunga saat kakak kelas yang disukai Kawamoto mengajaknya untuk
menyaksikan pesta kembang api. Awalnya, gadis itu sempat berpikir untuk
menolak namun atas saran Shioka, niat tersebut akhirnya diurungkan.
Dalam
acara yang paling ditunggu-tunggu tersebut, Shioka mendandani Aya
dengan pakaian musim panas yang begitu indah. Kebersamaan Aya dan
Kawamoto langsung membuat banyak orang menduga kalau keduanya telah
berpacaran, namun lagi-lagi terjadi hal yang tidak diinginkan. Saat
menyeberang jalan, tubuh gadis itu mendadak kaku hingga terjatuh dan
kepalanya membentur trotoar. Karuan
saja, Aya langsung dilarikan di rumah sakit. Kondisi itu mulai
dikuatirkan oleh adik-adiknya, yang mulai curiga terjadi sesuatu yang
tidak beres pada diri Aya. Tidak mampu menjawab, diam-diam Shioka
menyelinap keluar dan menangis sejadi-jadinya meratapi kondisi sang
putri.
Di
sekolah, Mari dan Saki dua sahabat baik Aya diberitahu oleh guru mereka
tentang kondisi gadis itu yang masuk rumah sakit, dan memutuskan untuk
menjenguk. Kejadian jatuhnya Aya juga membuat perasaan Kawamoto, yang
sempat dipanas-panasi teman-temannya kalau salah memilih gadis, terhadap
Aya mulai berubah. Meski
ragu, Kawamoto akhirnya menjenguk Aya di rumah sakit tepat pada saat
gadis itu sedang menjalani sesi terapi. Dari wajahnya, terlihat betul
sikap pemuda itu mulai berubah meski ia tetap mengajak Aya untuk
berjalan-jalan di kebun binatang. Belakangan, Aya juga dikunjungi oleh
Asou.
Berencana
melakukan penelitian setelah mendengar percakapan dengan Dokter Mizuno,
di sekolah tanpa sengaja Asou mendengar rencana Kawamoto untuk
meninggalkan Aya. Padahal, di saat yang sama gadis malang itu sedang
berdandan secantik mungkin untuk rencana kencan mereka. Asou
langsung berlari sekencang-kencangnya menuju rumah sakit, namun sesampai
disana diberitahu kalau Aya sudah pergi. Di tengah hujan lebat didepan
kebun binatang, Aya terus menunggu kemunculan Kawamoto namun yang muncul
justru Asou dengan membawa payung. Dengan
suara dingin, Asou memberitahu kalau Kawamoto tidak akan datang meski
ditunggu sampai kapanpun. Di depan pemuda itu, Aya menangis sesunggukan
sambil menceritakan tentang penyakit yang dideritanya. Mendengar
penuturan tersebut, Asou hanya bisa termangu sambil terus memayungi
tubuh Aya yang sudah basah-kuyup.
1 Litre of Tears Episode 5
Meski
telah diberitahu oleh Dokter Tanabe dan Dokter Mizuno ia diperbolehkan
pulang setelah menerima dua suntikan, Aya tetap pesimis kondisinya bakal
membaik. Apalagi, sang ibu Shioka juga telah datang ke sekolah untuk
memberitahu kondisinya pada guru-guru.
Dalam
perjalanan ke rumah sakit, Shioka menyempatkan diri mampir ke tempat
dimana Aya biasa bermain basket dan bayang-bayang aksi putrinya langsung
hadir. Ketika bertemu dokter Mizuno, wanita itu sempat menolak ketika
ditawari untuk membuat kartu yang mengesankan Aya seperti orang cacat,
namun formulir pembuatan kartu tersebut akhirnya tetap dibawanya pulang.Di
rumah sakit, Aya dibantu oleh Ako saat membereskan pakaiannya dan
diam-diam, sang adik memperhatikan cara Aya berjalan dan sadar ada
sesuatu yang salah. Kecurigaan tersebut semakin menjadi ketika pulangnya
Aya disambut dengan gembira oleh kedua orang tuanya.
Saat
yang dinanti-nanti itu tiba juga, keesokan harinya Aya berangkat ke
sekolah dengan menggunakan taksi (dan sempat diprotes Ako yang akhirnya
terdiam setelah dinasehati kedua orang tuanya). Wali kelas akhirnya
mengumumkan tentang kondisi Aya dan meminta rekan-rekan sekelasnya untuk
memberi dukungan, namun gadis malang itu malah merasa ada kejanggalan.Satu-satunya
yang bisa menerima Aya apa adanya adalah Asou, meski saat bertemu gadis
itu lagi-lagi terjatuh karena gangguan gerak motoriknya. Tanpa
diketahui siapapun, Asou berusaha menyelidiki tentang penyakit Aya lewat
internet.
Kerja
keras Asou dalam mempelajari Biologi diam-diam diperhatikan oleh
ibunya, yang langsung memberitahu sang suami kabar gembira tersebut.
Rupanya, mereka berharap pemuda itu mampu meneruskan cita-cita mendiang
Keisuke anak tertua mereka. Namun saat masuk kekamar, sang ayah
mendapati Asou sudah tertidur dengan tumpukan buku-buku disampingnya.
Saat
pelajaran olahraga, Aya memutuskan untuk tetap tinggal dikelas dan hanya
memperhatikan teman-teman sekelasnya hingga mendadak jatuh pingsan.
Untungnya Asou berada disana, gadis itu segera dilarikan ke rumah sakit. Dari
Dokter Mizuno, Asou akhirnya tahu dengan pasti penyakit apa yang
diderita Aya. Baru saja melangkah keluar, ia telah dicegat oleh sang
ayah yang setelah mengobrol tentang banyak hal, meminta sang putra untuk
meninggalkan Aya. Keruan saja, Asou langsung menolak.
Di
rumah keluarga Ikeuchi, Mizuo dan Shioka kembali bertengkar tentang apa
yang harus mereka perbuat dalam menjaga Aya sampai tiba-tiba Ako muncul.
Tak berapa lama, Aya yang berusaha turun dari kamarnya kembali
terjatuh. Tidak
tahan lagi untuk menyimpan rahasia, Mizuo dan Shioka akhirnya
menuturkan tentang penyakit yang sebenarnya diderita Aya pada ketiga
anak mereka. Hiroki dan Rika langsung menunjukkan dukungan pada sang
kakak, namun tidak demikian dengan Ako yang masih tidak bisa percaya
begitu saja.
Di
sekolah, Aya untuk terakhir kalinya berlatih basket sebelum memutuskan
mundur dari tim. Mendadak, Haruto muncul dan menemaninya membereskan
bola yang berserakan. Dalam perjalanan keluar, gadis itu meminta sang
sahabat untuk membantunya menyelesaikan satu urusan lagi. Rupanya, hal
itu berkaitan dengan Kawamoto.
1 Litre of Tears Episode 6
Berusaha
menampilkan wajah ceria, Aya dan ibunya yang sedang mengajak Ganmo
jalan-jalan bertemu dengan Hiroki yang sedang berlatih sepak bola.
Dengan cepat, Aya menggambar garis gawang di sebuah tembok dan meminta
sang adik untuk menendang bola ke arah sana.
Dalam
perjalanan pulang, tanpa sengaja Hiroki mendengar pembicaraan beberapa
wanita tentang kondisi Aya dan mulai merasa jengah dengan keberadaan
kakaknya. Di tempat lain, Dokter Mizuno mulai kuatir dengan perkembangan
Aya saat membaca tulisan terakhir gadis itu di buku hariannya. Tidak
cuma di tempat umum, di sekolah pun Aya mulai mendapat perlakuan
berbeda dari teman-temannya. Salah satunya yang merasa iri adalah Tomita
dan seorang sahabatnya, yang merasa Aya bisa merebut Asou dari gadis
itu.Begitu
juga di toko tofu, Tohei salah satu sahabat Asou muncul bersama sang
ayah, yang sempat enggan namun akhirnya makan karena merasa kasihan,
untuk mencoba makanan disana. Sejumlah pelanggan yang datang juga
langsung mengambil makanan sendiri begitu melihat Aya, sampai Ako muncul
untuk membantu.
Ketika
sedang berada di lab Biologi bersama Kouhei dan Nakahara, Haruto
dikagetkan oleh kemunculan mendadak Tomita yang langsung memarahi Kouhei
karena dianggap tidak becus menjadi ketua kelas. Kemudian, dengan suara
manis gadis itu menawarkan bantuan ke Haruto, yang langsung ditolak
dengan suara dingin. Mendengar
nada bicara sang sahabat, Nakahara dan Kouhei meminta Naruto supaya
bersikap lebih baik mengingat Tomita menyukai Haruto. Ucapan itu tidak
digubris pemuda itu, yang saat pulang melihat Aya naik ke dalam sebuah
bis. Ketika itu, dengan perasaan malu Aya menunjukkan kartu tanda orang
cacatnya pada supir.
Berkat
latihan kerasnya, Hiroki akhirnya terpilih sebagai striker tim dan hal
itu membuat teman-temannya kagum…….kecuali satu orang : Nakama, yang
posisinya tersingkir. Begitu sampai dirumah, keberhasilan itu dirayakan
oleh keluarga Ikeuchi terutama Aya yang langsung menjahitkan sesuatu di
kaos sang adik. Sayang,
keesokan harinya terjadi sesuatu yang membuat Hiroki berubah.
Teman-teman setimnya (plus Nakama) mendapati seorang anak kecil menanyai
Aya soal cara berjalannya yang aneh, dan langsung mengenali gadis itu
sebagai kakak Hiroki. Bisa ditebak, Hiroki habis-habisan diejek dan
bolanya ditendang ke tengah danau.
Pulang
ke rumah dengan perasaan sedih, Hiroki dengan suara tinggi langsung
meminta Aya supaya tidak menghadiri pertandingan yang bakal
dimainkannya. Namun, kemunculan Asou yang mengembalikan bolanya ditambah
omongan dari hati ke hati oleh keluarga Ikeuchi (didahului oleh aksi
Ako yang membela Aya didepan Nakama dan teman-teman setim) membuat
Hiroki merasa bersalah. Obrolan
tersebut tanpa sengaja didengar oleh Aya, yang langsung memutuskan
untuk keluar rumah demi menenangkan diri. Ketika kembali, ia beralasan
tidak dapat datang ke pertandingan Hiroki karena harus pergi dengan Mari
dan Saki, kemudian memberikan hadiah yang telah disiapkannya untuk sang
adik.
Asou
yang paham betul bagaimana perasaan Aya berusaha membujuk gadis itu
untuk tetap menghadiri pertandingan Hiroki. Sempat berpikir untuk
melewatkan pertandingan dan pergi dengan dua sahabatnya Mari dan Saki,
bujukan Ako sukses membuat Aya berubah pikiran.
1 Litre of Tears Episode 7
Seperti
kebiasaan rakyat Jepang umumnya, keluarga Ikeuchi mendatangi kuil untuk
meminta berkat. Tidak cuma itu, ide Mizuo membuat mereka melakukan foto
keluarga. Terbawa oleh suasana gembira, seluruh anggota keluarga
terlihat mulai bisa menerima keadaan ‘baru’.
Begitu
sampai di sekolah, Aya telah ditungu oleh Mari dan Saki yang bergantian
mendorongkan kursi roda yang didudukinya. Sudah tentu, hal itu membuat
Aya sangat gembira karena masih bisa berada ditengah-tengah para
sahabatnya. Tidak
cuma itu, hubungan persahabatannya dengan Asou, yang merasa beberapa
ucapan Aya sangat mirip dengan mendiang kakaknya, semakin akrab. Saat
mendorong kursi roda gadis itu, keduanya mendengar suara lantai kayu
yang berderit dan sama-sama tersenyum.
Sayang
dengan kondisi sekarang, sulit bagi Aya untuk bisa mengikuti pelajaran
seperti layaknya orang normal. Hal itu juga dirasakan oleh wali kelas,
yang setelah bertemu dengan Shioka dan kepala sekolah, menyarankan
supaya Aya dimasukkan ke sekolah khusus supaya tidak menghambat
rekan-rekan sekelasnya. Baru
saja menyerahkan apa harapannya untuk masa depan kepada seorang guru,
Aya dicegat oleh Mari saat pulang sekolah. Rupanya, sang sahabat telah
mendengar kabar Aya keluar dari tim basket, dan marah.
Selama
sesi rehabilitasi, Aya diberikan ‘hadiah’ beban yang dipasang pada
kakinya supaya bisa berjalan lebih baik. Kondisi tersebut terus
diperhatikan oleh Dokter Mizuno, yang menyarankan pada Shioka supaya Aya
bisa dimasukkan ke sekolah khusus untuk orang cacat. Atas
saran Dokter Mizuno, Shioka mengunjungi sekolah untuk kaum cacat dan
disambut oleh seorang gadis bernama Azumi yang ternyata memiliki
penyakit seperti Aya. Melihat semangat Azumi dan obrolan singkat yang
sempat terjadi diantara keduanya, Shioka pulang dengan semangat baru.
Di
sekolah, pertengkaran antara Aya dan Mari ternyata masih berlanjut dan
hal itu diketahui Asou saat mendorong kursi roda yang diduduki Aya.
Disambut oleh Shioka yang menjemput sang putri, Asou sempat ragu-ragu
ketika ditawari untuk makan malam bersama karena sikap Mizuo ayah Aya
yang dianggap tidak biasa. Siapa
sangka, keesokan harinya hubungan antara Aya dan Mari membaik. Semua
berawal ketika keduanya bertemu di atap sekolah dan lewat obrolan,
akhirnya bisa menyelesaikan perselisihan dengan baik. Saat turun, Maki
mendorong kursi roda Aya sambil bercakap-cakap. Saat
kembali ke rumah, Aya mendapati formulir pendaftaran sekolah untuk kaum
cacat dari sebuah laci. Sempat kebingungan dan merasa kecewa, gadis itu
akhirnya memutuskan untuk menemui kedua orang tuanya dan menuturkan
ingin menentukan sendiri masa depannya.
Kembali
ke sekolah untuk mendukung tim basket, Aya langsung disambut dengan
hangat oleh mantan rekan-rekan setimnya, yang berinisiatif memberikan
hadiah pada gadis itu. Namun, sambutan berbeda diberikan para orang tua
murid saat pertemuan Semua
memprotes hasil kurang memuaskan yang diperoleh putra-putri mereka yang
diduga gara-gara gadis malang itu. Dengan wajah memelas, Shioka meminta
semua yang hadir untuk memberi waktu bagi putrinya untuk menyesuaikan
diri. Perdebatan tersebut secara tidak sengaja didengar oleh Asou.
1 Litre of Tears Episode 8
Di
rumah keluarga Asou, ayah dan ibu Haruto mendiskusikan kejadian saat
pertemuan orang tua murid dan obrolan tersebut sempat terhenti oleh
ucapan Haruto yang berusaha membela Aya. Namun dengan dingin, sang ayah
memintanya untuk tidak ikut campur.
Di
sekolah, Aya lagi-lagi mengalami kesulitan saat pelajaran bahasa
Inggris dan Asou hanya bisa memandangnya dengan tidak berdaya.
Satu-satunya hiburan gadis itu adalah saat berada di lab Biologi dan
mendengar cerita Asou, namun setelah sempat berdebat soal masa depan
Aya, obrolan terhenti oleh kemunculan Shioka. Saat
sampai di rumah, Aya mendapat kejutan baru : ibunya Shioka memutuskan
berhenti bekerja demi berkonsentrasi merawat Aya. Keputusan ini sudah
tentu ditentang sang putri, yang langsung menuliskan kejadian tersebut
di buku hariannya.
Ketidakberdayaan
Aya di sekolah membuat jengkel Tomita, namun gadis itu hanya bisa
terdiam ketika Asou membela Aya dan mendorongnya dengan kasar. Sementara
itu demi membeli kursi roda yang lebih nyaman, Mizuo mulai berpikir
untuk mengambil pekerjaan tambahan. Mendengar obrolan kedua orang
tuanya, Aya merasa telah menyusahkan banyak orang. Rasa
bersalah Aya makin berlipat ganda keesokan harinya ketika ia nyaris
saja terjatuh dari tangga kalau saja tidak ditolong Mari. Namun
akibatnya, tangan sang sahabat yang berusaha menjaganya terluka sehingga
tidak bisa mengikuti pertandingan basket di akhir minggu.
Mari
dan Saki mulai merasa kehilangan harapan dalam membantu Aya, dan hal
tersebut dirasakan oleh sang sahabat saat masuk ke kelas, yang
suasananya mendadak hening. Sempat meminta ijin keluar, secara tidak
sengaja Aya mendengar diskusi serius rekan-rekan sekelas tentang
kondisinya yang dipimpin Tomita. Dari
sekian banyak murid, Aya hanya bisa terharu mendengar ucapan Asou yang
tetap membelanya, sebelum kemudian pemuda itu menoleh dan terkejut
melihat kehadiran Aya disana. Merasa tidak enak, gadis itu mengambil
buku-bukunya dan bergerak keluar diiringi pandangan rekan-rekan
sekelasnya yang merasa bersalah. Tahu
kalau hati Aya tidak keruan, Asou menawarkan untuk mendorong kursi roda
gadis itu dan sambil terus terdiam, tanpa terasa keduanya berada di
tengah sebuah jembatan. Aya akhirnya tidak dapat menahan tangisnya dan
Asou, sahabat yang biasanya mampu memberi penghiburan, kali ini tidak
bisa berkata apa-apa dan ikut menitikkan air mata.
Setelah
memikirkan semuanya dengan matang, Aya memutuskan untuk meneruskan
pendidikan di sekolah khusus untuk orang cacat dan memutuskan untuk
menyampaikannya lewat pidato perpisahan didepan kelas. Bisa ditebak,
semua yang mendengar ucapan gadis itu tidak dapat menahan tangis. Ketika
hendak pulang, Asou dan rekan-rekan sekelasnya (termasuk Mari dan Saki)
mengejar Aya yang didampingi oleh Shioka. Setelah memanggil nama gadis
itu, Asou mengumpulkan teman-temannya dalam barisan dan bersama-sama
mereka menyanyikan lagu yang pernah dilantunkan saat kontes di sekolah
dengan suasana penuh haru.
1 Litre of Tears Episode 9
Ketika
sedang mengendarai sepeda, Asou bertemu Mizuo dan mengajaknya ke rumah
keluarga Ikeuchi. Ditengah keterkejutan Aya melihat pemuda itu, Mizuo
sempat membuat Asou malu sebelum mereka makan malam bersama.
Setelah
makan selesai, Aya mendapat hadiah dari keluarganya : sebuah ponsel
baru. Dengan cepat, Asou langsung menanyakan nomor gadis itu, namun
langsung dipotong oleh Mizuo. Setelah berada di luar, pemuda itu kembali
menanyakan hal yang sama, namun lagi-lagi mendapat penolakan. Ketika
Aya mulai kuatir kalau gerak motoriknya semakin sulit, di tempat lain
Asou bertemu dengan Ako yang sedang belajar dengan giat di perpustakaan.
Dengan santai, pemuda itu membantu adik Aya tersebut dengan menunjukkan
sejumlah kesalahan yang dilakukannya.
Di
sekolah, untuk pertama kalinya Aya bertemu dengan Asumi dan kaget saat
tahu gadis itu memiliki penyakit yang sama dengannya. Tak berapa lama,
dari rumah Mizuo berusaha menelepon Aya dan sempat heran saat mendengar
ponsel gadis itu selalu dalam keadaan sibuk. Sambil bercanda, Ako
menyebut kalau sang kakak pasti sedang mengobrol dengan Asou. Dugaan
tersebut tidak salah, di tempat lain Dokter Asou mendapati putranya
sedang mengobrol dengan Aya lewat ponsel di koridor. Begitu selesai, Aya
mulai memperhatikan buku hariannya dan sadar tulisan tangannya semakin
sulit dibaca.
Nasehat
Dokter Asou tidak diperdulikan oleh Haruto, yang semakin dekat dengan
Aya. Bersama, keduanya melakukan kencan di arena akuarium raksasa.
Sempat ditinggal sendirian, Aya kembali mengalami kesulitan saat diminta
menunjukkan arah, dan akhirnya hanya bisa menggunakan jarinya.
Beruntung, tak lama kemudian Asou muncul.
Karena
ketinggalan bis, Asou dan Aya akhirnya memutuskan untuk pulang dengan
taksi tepat pada saat hujan lebat turun. Di rumah, keluarga Ikeuchi
mulai kuatir dengan sang putri yang belum juga pulang. Melihat Aya
muncul bersama Asou, Shioka yang emosi langsung memarahi pemuda itu
sebelum belakangan meminta maaf dan meminta waktu bicara. Nada
bicara Shioka yang begitu serius membuat Asou dan Aya, yang mendengar
dari ruang sebelah, sama-sama sedih. Pulang ditengah hujan lebat dengan
payung, ditengah jalan Asou mendapat telepon dari Aya yang semakin sulit
berbicara. Dengan terbata-bata, gadis itu menyebut keduanya sulit untuk
bisa bersatu sebelum kemudian menutup telepon dan menangis
tersedu-sedu.
Ketika
sedang mengembalikan buku di perpustakaan, secara tidak sengaja Asou
bertemu dengan Ako, yang akhirnya mengaku kalau usaha kerasnya dalam
belajar adalah demi Aya sang kakak. Sambil tersenyum, Asou mengutarakan
kekagumannya pada Ako dan menyebut gadis itu memiliki sifat yang sama
seperti Aya. Dalam
perjalanan pulang, pemuda itu memutuskan untuk mendatangi Aya di
sekolahnya. Bisa dibayangkan, bagaimana perasaan Aya melihat kemunculan
Asou hingga gadis itu tidak dapat berkata-kata dan hanya bisa meneteskan
air mata. Apalagi, belakangan Asou mengakui kalau dirinya menyukai Aya.
Setelah
pengakuan Asou, hidup Aya terasa lebih bahagia lagi saat keluarga
Ikeuchi mengunjunginya di sekolah dan memberi kejutan : Ako yang telah
lulus ujian masuk mengenakan seragam SMU dimana Aya dulu bersekolah.
Bisa ditebak, gadis itu langsung tersenyum lebar dan menatap Ako dengan
penuh rasa bangga.
1 Litre of Tears Episode 10
Tak
terasa waktu berlalu begitu cepat, Aya akhirnya lulus dari sekolah
khusus untuk orang cacat. Meninggalkan sekolah, gadis itu disambut
gembira oleh keluarga Ikeuchi. Di saat yang sama, Asou juga sibuk
mempersiapkan diri untuk tes masuk universitas. Untuk
merayakan, keluarga Ikeuchi mengundang beberapa teman Aya untuk makan
bersama (termasuk Asou). Mendengarkan rencana masa depan mereka, Aya
hanya bisa memandang dengan penuh arti. Malamnya, gadis itu kembali
mengisi buku harian untuk mencurahkan semua perasaan dan kesulitan yang
dialami.
Diam-diam
ia merasa minder terutama saat diajak Asou berkeliling kampus, karena
sadar tidak bisa bersama pemuda itu seperti pasangan lainnya dalam
kondisi normal. Namun dengan setia, Asou terus berada disamping Aya saat
gadis itu melakukan rehabilitasi. Bahkan,
pemuda itu memberi kejutan dengan seikat bunga yang indah yang langsung
membaut Aya berseri-seri. Diam-diam kondisi ini diperhatikan oleh sang
ayah, yang saat bertemu Shioka menyampaikan kekuatirannya akan hubungan
Asou dan Aya. Rupanya, pria itu tidak ingin keduanya terluka di masa
depan.
Di
kamar rumah sakit tempatnya dirawat, Aya menceritakan apa yang
dirasakannya belakangan pada Asou yang duduk di sampingnya. Obrolan
mereka terputus oleh kemunculan Shioka, yang mengabarkan kalau sang
putri dan Asou diundang untuk menghadiri pernikahan Madoka mantan guru
Aya di sekolah khusus.
Belakangan,
keceriaan Aya kembali hilang ketika dirinya secara tidak sengaja
terjatuh saat hendak ke kamar mandi. Asou berusaha menolong namun
ditolak, hingga akhirnya Shioka dan Ako yang muncul belakangan membantu
gadis malang itu yang menangis tersedu-sedu. Bisa dibayangkan, bagaimana
perasaan Asou yang tidak berdaya membantu gadis yang dicintainya. Kondisi
mengenaskan itu juga dirasakan oleh Shioka, yang setengah mati menahan
air matanya saat membersihkan ceceran air di lantai. Malamnya, Aya yang
terus termenung akhirnya memutuskan untuk menggunakan telepon, namun
tangannya yang terus bergetar membuat semuanya berantakan.
Di
rumah keluarga Ikeuchi, Shioka mendapat firasat tidak enak dan
memutuskan untuk menyusul Aya di rumah sakit. Ketika sampai, ia terkejut
mendapati sang putri tidak ada di ranjang dan setelah mencari
kesana-kemari, akhirnya menemukan Aya dalam keadaan mengenaskan di dekat
sebuah telepon umum. Aya
sadar kalau kondisinya sudah semakin buruk, dan memutuskan untuk menulis
surat pada Asou setelah melihat kalung lumba-lumba yang diberikan
pemuda itu. Rencananya, surat itu akan diberikan pada saat gadis itu
bersama sang kekasih menghadiri pernikahan mantan gurunya Madoka.
Saat
pesta pernikahan, secara mengejutkan Aya mendapat buket bunga yang
dilemparkan pengantin wanita yang langsung membuat senyumnya mengembang.
Namun saat dibawa kembali ke rumah sakit, gadis itu mendadak tersedak
dan membuat semuanya panik. Dengan susah-payah, Aya berusaha
berkomunikasi dengan kedua orang tuanya dan Dokter Mizuno. Ketika
sedang berjalan pulang, Asou mendadak teringat dan mulai membaca surat
yang diberikan Aya. Air matanya tidak dapat ditahan lagi saat mulai
membaca bagian akhir, apalagi didalam surat tersebut Aya ternyata juga
mengembalikan kalung lumba-lumba yang pernah diberikan pada gadis itu.
Aya
sendiri menangis tersedu-sedu saat menceritakan perpisahannya dengan
Asou pada kedua orangtuanya, yang keruan saja membuat Shioka bingung.
Namun, ucapan gadis itu yang mempertanyakan kemungkinannya bisa menikah
kelak membuat semua terdiam, bahkan Mizuo tidak dapat mengontrol
emosinya lagi mendengar ucapan sang putri. Shioka
berusaha menghibur Aya, namun sambil terus menangis Aya mendorong tubuh
sang ibu untuk menjauhinya. Pulang ke rumah dengan hati hancur, Asou
berpapasan dengan ayahnya dan sambil memegang surat pemberian Aya, hanya
bisa menerima kenyataan bahwa ucapan pria setengah baya itu benar.
1 Litre of Tears Episode Terakhir
5
tahun telah berlalu sejak Aya divonis menderita sakit, dan kondisinya
terus menurun. Ketika makan bersama, ia mencetuskan keinginannya untuk
kembali ke Higashikou. Didorong oleh Ako, Aya kembali teringat dengan
kenangan manis semasa bersekolah disana. Saat
berusaha bangkit dari tempat tidur, Aya terjatuh dan sadar kalau
dirinya sudah tidak mampu berjalan. Keadaan ini langsung ditanggapi
serius oleh Dokter Mizuno, yang mengingatkan Shizuo dan Shioka kalau hal
itu bakal mempengaruhi kejiwaan putrinya.
Meski
sudah setahun berlalu, Asou ternyata masih belum melupakan Aya. Melihat
gadis itu dari kejauhan, ia menegur sejumlah mahasiswa kedokteran yang
memeriksa Aya dan meminta mereka untuk memperlakukan gadis yang
dicintainya itu seperti orang normal. Tak berapa lama, Aya kembali harus
dirawat karena tersedak saat sedang makan. Oleh
Dokter Mizuno, Asou diminta untuk tetap menjaga semangatnya demi Aya
dan menyerahkan sepucuk kartu pos. Rupanya, benda itu berasal dari
seorang gadis yang menderita penyakit mematikan yang sama namun bisa
bangkit berkat berita di sebuah media tentang semangat Aya. Di
balik kelambu yang menutup ranjang Aya, Asou membacakan surat tersebut
sampai akhirnya tangan gadis itu terjulur lemah. Dari situ, Aya akhirnya
menemukan arti hidup yang sebenarnya,dan ucapan itu membuat Asou tidak
dapat menahan air matanya yang terus mengalir.
Menyambut
Natal yang bakal tiba, Aya meminta supaya diperbolehkan untuk kembali
ke tengah keluarga Ikeuchi. Kedua orang tua gadis itu sempat ragu-ragu
karena sadar hal itu bisa membuat kondisi putrinya menurun, namun Dokter
Mizuno (setelah memikirkan obrolannya dengan Aya) akhirnay memberi
ijin. Sebelum
gadis itu kembali, Shizuo dan Shioka mengadakan pertemuan dengan ketiga
anak-anaknya untuk memberi tahu kondisi Aya namun ucapan tersebut
langsung dipotong oleh Ako yang menyebut mereka harus membuat sang kakak
benar-benar nyaman. Ucapan itu akhirnya benar-benar ditepati, meski
sempat ada suasana haru saat Shioka membaca surat yang ditulis oleh Aya.
Kondisi
Aya yang semakin menurun membuatnya sulit berbicara dan harus
mengandalkan papan bantu. Tanpa tahu kalau kisahnya telah menjadi
inspirasi banyak orang, ia meminta Shioka untuk mengeluarkan semua buku
harian yang telah ditulisnya. Begitu
Asou datang menjenguk, Aya meminta pemuda itu untuk membacakannya dari
awal. Karuan saja, Asou tidak dapat membendung air matanya (lagi)
apalagi ditengah penyakitnya, Aya masih juga memberi semangat untuk
tidak menyerah dan terus hidup.
Tidur
dengan tersenyum sambil meneteskan air mata, akhirnya Aya meninggal
diiringi mimpi dirinya menjadi pencetak angka penentu dalam pertandingan
basket. Diiringi pandangan lesu Dokter Mizuno, Mizuo dan Shioka tidak
dapat lagi menahan kesedihannya. Tidak
terasa setahun sudah berlalu sejak Aya pergi, saat mengunjungi makam
sang putri Mizuo dan Shioka bertemu dengan Dokter Mizuno. Tidak hanya
mereka bertiga, banyak orang dari seluruh penjuru Jepang datang untuk
memberi penghormatan di makam Aya, gadis yang telah mengubah hidup
banyak orang yang sempat putus asa.
Nah, itu versi jepang aslinya. Buku Harian Nayla, sinetron kristen yang ditayangkan d RCTI tahun 2006 yang diperankan oleh Chelsea Olivia dan Gleen Alinskie ini versi Indonesia. Ceritanya sama banget. Apakah ini plagiat atau ketidaksengajaan ? haha. Pastinya dari beberapa blog yang aku baca, Buku Harian Nayla ini plagiat dari 1 Litre of Tears. :D
|
Aya Ikeuchi ala Jepang |
|
Nayla ala Indonesia |
Plester yang di dagunya juga sama kan :D haha.
Yang penasaran langsung aja deh, nonton vesri asli Jepang nya. Lebih seru. Sumpah keren banget n nontonya bikin banjir air mata :(
2 komentar on "1 Litre of Tears / Icchi Rittoru No Namida / Buku Harian Nayla (2006)"
Pas lihat sinetron Buku harian itu. Aq dah tau bgt alur ceritanya. Sampai keluarga yg nonton tanya kq dah tau ceritanya sih?
Aq kan penggemar film jepang. Itu alur sama persis dari setiap episode nya aq tau alurnya. Pasti nanti jatuh, yaa.., jatuh beneran.
Yg bilang BHN plagiat itu cuma oknum" yg ga terima sinetron religi kristen doang. Biasalah kerjaan para kadrun al kafirun.
Posting Komentar